Sabtu, 07 Januari 2012

Hilang Harapanku, Hilang Liburanku

Pantas kah Anda kecewa di saat teman Anda berlibur namun Anda hanya bisa berdiam diri di rumah? Pantas.
Pantas kah Anda berlibur di saat teman Anda sudah masuk sekolah? Tidak Pantas.
Pantas kah Anda berlibur dan memutuskan untuk mengajak Bapak Bupati Anda? Bingung. Tapi sepertinya akan banyak ditraktir.

2 minggu liburan memang bikin depresi berat. Padahal ini yang paling saya tunggu selama 1 semester, tapi apa daya memang tidak mampu dan lagi lesu keuangan.

4 hari sebelum liburan habis, Abi mempunyai rencana untuk pergi ke Jember di hari kedua sebelum liburan usai. Saya pun hanya bisa mengiyakan. Karena memang rencananya mau mampir ke Gramedia. Lihat-lihat buku dan sebagainya.

Kalau diingat-ingat, tahun lalu adalah terakhir kalinya saya mampir Gramedia. Membeli satu buku Om Bob Sadiro, dll. 

Kembali ke Jember.

Mendengar kabar bahwa kita pergi berlibur untuk pertama kalinya dan sangat-sangat terlambat di liburan semester ini dengan menunggang mobil, saya exicited banget. Sepertinya akan tereksekusi dengan sangat menarik.

Keesokan malamnya, saya tidak bisa tidur. Saya memikirkan buku apa saja yang akan saya beli, kira-kira ke sana mengenakan kostum apa dan berapa uang yang harus saya ambil di bank. Tapi sejujurnya saya tidak punya ATM dan uang di dompet saya hanya tinggal 5 ribu perak. Untuk membayar parkir mobil saja mungkin sudah habis atau bahkan harus berutang dulu. 
Malam itu saya tidur jam 01.30 WIB.

Dengan mata berat, 4 jam kemudian saya terbangun. Entah ada roh halus atau tidak, saya pun memutuskan  untuk mandi. Ini jelas sekali jarang saya lakukan. Yang ada di pikiran saya adalah selesai ini saya akan membuang jauh-jauh kepenatan saat tidak berlibur di musim liburan ke Jember.

Setelah mandi selesai, tiba-tiba telpon rumah berdering. Saya terima telpon, dan eyang saya memulai pembicaraan di pagi ini. Beliau ingin sekeluarga pergi ke Pasuruan dan meminta agar membatalkan liburan ke Jember.

Oh my goat! Gedung pencakar langit yang susah-susah saya bangun semalam, tiba-tiba roboh terkena guyuran telpon rumah di fajar harinya.

Jadilah liburan saya hancur. Ini bukan liburan, bagi saya ini hanya lah sebuah dimensi waktu yang disediakan oleh Dinas Pendidikan untuk saya menganggur dan tercampakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar