Senin, 12 Desember 2011

Indonesia Kaya

Posting yang satu ini saya ambil dari status facebook teman saya yang nampaknya terlanjur galau dan berlinang air mata melihat penderitaan rakyat Indonesia (termasuk dia).

"Indonesia itu kaya. Tapi kenapa masih banyak orang miskin yang hidup di tanah sekaya ini?" Derada Karunia Imanadani.

Dan beberapa komentar yang harus saya lontarkan di sini tanpa saya berkomentar di facebook adalah :
Indonesia kaya, kaya alamnya, kaya SDAnya, kaya faunanya, kaya floranya, kaya manusia kreatifnya dan kaya koruptornya.


Saya pikir menjadi pemenang di peringkat kedua sebagai negara terkorup bukanlah suatu kebanggaan atau bahkan sesuatu yang harus dipamer-pamerkan di negara orang.

Setebal apakah muka kita ini?

Sang kaya semakin mewah dan si miskin semakin merana. Terlalu lebar perbedaan atau luas interval antara sang kaya dan si miskin. Sang kaya akan kaya 7 turunan dan si miskin akan meneruskan kekayaannya di keturunan ke-8 yang notabene sudah tidak bisa dianggap kaya.

Bukan karena aparatur negara yang kurang berjalan, bukan karena presiden yang tidak pernah tolah-toleh lihat lingkungan sekitar apalagi jelas bukan karena saya yang hanya bisa menodong pembaca blog saya dengan komentar (agak) bermutu ini.

Memang dalam realitanya kita hanya kurang peduli atau tidak ingin peduli dengan muka bangsa kita sendiri. Bukan memperbaiki malah saling menjatuhkan dan mencerca.

Kita sudah ditinggalkan dengan kepemimpinan atau kepemerintahan yang nyata. Pejabat-pejabat sekarang banyak menawan presiden untuk memenuhi hak mereka tanpa banyak melakukan kewajiban demi negaranya.

Mereka mengaku membawa aspirasi rakyat, namun rakyat terus-terusan meminum aspirin untuk menenangkan pikiran mereka tentang tingkah wakil rakyat yang mereka gotong tertidur pulas di dalam sidang paripurna.

Jangankan tertidur, batang hidungnya saja hanya terlihat sesekali waktu.

Persaingan untuk merebut kursi RI 1 pun sudah berjalan setengah tahun ini, padahal Pemilu masih akan berjalan 3-5 tahun mendatang. Jika persaingannya sehat tak masalah, yang ini malah membeberkan kebobrokan pemerintah untuk mengangkat citranya sebagai sosok yang paling benar dan bisa melakukan apa yang tidak bisa pemerintah sekarang lakukan.

Jika memang target mereka adalah ingin mensejahterahkan bangsa kita, tidak perlu lah mereka melengserkan kepemerintahan yang sudah ada. Mereka hanya butuh membantu dan menopang. Bukan mencerca dan meremehkan.

Jika makanan basi ini terus-terusan dikonsumsi publik, rakyat akan semakin mual dengan pola tingkah 'pahlawan' negara ini.





Termasuk saya yang secara tidak langsung mengkritik dan meremehkan pihak yang meremehkan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar