Kamis, 16 Februari 2012

HUT 35 dan Embel-Embelnya jilid 1

Hari pertama adalah Lomba Mewarnai Tingkat Taman Kanak-Kanak se-Kabupaten. Bisa Anda baca dengan sangat remeh ataupun berat sebelah tangan. Tapi bagi saya yang terlibat langsung dalam persiapannya (bukan mewarnai lembaran-lembaran putih adik-adik TK) saya merasa sangat lelah dan merepotkan. Bisa saja saya tidak peduli dengan semuanya, karena tugas saya hanya melayani tamu. Itu artinya bekerja pada saat online. Tidak perlu terlibat secara offline.

Tapi entah mengapa hati tak enak saat tugas-tugas yang kurang beres tidak dibereskan dengan baik. Bukan berarti pada saat saya kerjakan hasilnya baik, tapi minimal membantu mereka-mereka yang kurang menguasai lapangan, bukan berarti saya yang menguasai lapangan. Bukan berarti juga paragraf ini butuh Anda baca.

H-2 disibukkan dengan menyiapkan ID Card panitia. Design sudah siap sekitar 1 bulan yang lalu, tapi akan tetap menjadi softcopy saat tidak di-hardcopy-kan. Tentu saja hati saya tergerak dengan kemerosotan ini. Jelas lagi ini bukan tugas saya, saya hanya ingin turut serta mengambil tanggung dan jawab di seksi yang lain sebut dekorasi. Bukan tidak percaya, hanya ingin membantu mereka yang mungkin kurang sempat mengatasi persoalan kecoa ini.

H-1 mencari biaya dengan meminjam dana ke sana-sini untuk melunasi biaya pembuatan ID Card + spanduk selamat datang + spanduk pentas. Oh ini berat sekali. Dengan penuh malu berlagak seperti Sales Obat Biru saya menawarkan khasiat-khasiat yang akan mereka-mereka dapat saat ID Card dan banner-banner ini sukses diterbitkan.

Saya dan beberapa rekan saya yang membuatnya dengan gelisah dan tak tahu harus diapakan, lalu melaporkan hasilnya ke Koordinator Dekorasi, mencarikan dana untuknya melalui perantara Koordinator Pendanaan, mencetakkannya seusai mendapat koceh di percetakan digital terkemuka, ARAYA, memasangkannya di tengah malam berselimutkan guyuran hujan di dinding sekolah dan pentas berkawankan Thollha, Demsi, Mr. Pono dan Mas Adam. Dengan bersenjatakan lampu sorot berukuran kecil, saya samakan tubuh ramping ini seperti mercusuar. Bedanya mungkin saya lebih bisa terkontrol. Saat mereka naik ke atas, saya memilih untuk naik ke bawah, tetap di bawah. Menyorot mereka yang membutuhkan penerangan dari saya.

Setelah semua tuntas dengan gembira, saya beristirahat di tengah malam atau katakan lah jam 1 dini hari dan dipaksa untuk bangun seikhlasnya di awal hari. Hari ini saya tidur hanya 3 jam itu sudah dipotong dengan membereskan air liur yang menetes deras di atas karpet Ruang OSIS. Oh ya, hari ini saya menginap.

H dengan ketidaksiapan panitia atau apalah itu, pagi-pagi buta harus mencari speaker untuk Lomba Basket se-Karesidenan Malang-Besuki. Ini kerjaan siapa lagi yang tega saya ambil? Tak terlalu lama untuk mendapatannya walau harus berjuang mencari 6 baterei berukuran raksasa di toko modern bergerojok air laut. Sepulangnya dari itu seseorang membela saya, 'Ini kan tugas Perlengkapan?!'. Saya tak sempat berpikir seperti itu. Biarlah kalau saya kena marah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar