Minggu, 27 Oktober 2013

Merantau I

Assalamualaikum wr wb

Hidup merantau sangat menyulitkan, apalagi jauh dari pengawasan orang tua. Mereka hanya bisa percaya dan berdoa agar putranya menjadi orang yg ada dalam setiap doanya. Mampu membawa nama baik keluarga. Dan mengejar ilmu sebaik-baiknya.

Kemandirian dan pintar membawa diri jadi kunci utama. Hal lain yg tak kalah penting adalah cermat memilih rekan, entah rekan main atau pun rekan belajar. Bisa jadi mereka lah yg memperkenalkan kita ke lingkungan yg baik atau buruk. Setidaknya lebih mudah beradaptasi. Tentu bukan hanya kita atau saya yg membutuhkan mereka, namun mereka juga membutuhkan kita. Kita di sini sesama perantau, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Banyak hal berubah, banyak hal berbeda, banyak hal terasa asing dan akhirnya dimasuki juga. Sedikit cerita tentang saya di sini, yg katanya di Jakarta, padahal yg sebenarnya adalah di Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Kita di sini sangat termudahkan dg akses transportasi, kita bisa saja keliling JABODETABEK dg sekali bayar, menaiki KRL. Dari ujung ke ujung bisa kita raih dg mudah dan murah. Cari saja stasiun, nanti dari stasiun tinggal naik angkot atau bajaj atau kopaja atau busway atau taxi atau bahkan jika terlampau dekat, kita hanya perlu berjalan kaki.

Satu bulan lebih berada di sini, bisa dibilang sudah cukup sering naik KRL. Ke Kota Tua (Jakarta Kota), ke Monas-Masjid Istiqlal (Gondangdia/Juanda), ke GBK-Senayan (Sudirman), masih ke situ-situ aja sih. Tapi jelas nggak akan dirasain kalo kita nggak ada di Jakarta. Sejauh ini Jakarta masih ramah terhadap saya. Semoga Allah terus menjaga saya dan lingkungan saya.

Mekanisme naik KRL simpel saja, Stasiun -> Loket -> Sampaikan mau turun di stasiun mana -> bayar tiket -> log in di gate tiket -> tunggu kereta -> naik kereta -> turun kereta -> log out -> tukar tiket.

Jadi tuh kita ada uang jaminan kartu Rp. 5.000,-, jadi harga tiket akan bertambah Rp. 5.000,-. Tapi tenang uang itu juga akan kembali jika kita tukarkan tiket kita. Harga asli naik keretanya sih murah, antara Rp. 2.500,- s.d. Rp. 5.000,-. 

Kalau naik busway, keliling kota Jakarta sepuasnya dengan sekali bayar cuma Rp. 3.500,-. Lebih murah dari bajaj.

Menyenangkan bukan? Kalo mau ditemenin keliling Jakarta, langsung aja mention twitter. Kalo saya sempat, ya saya temani. Anggap saja tour guide.:~

Wait, alasan lain mengapa saya ingin kuliah di luar Jatim ya ini. Saya ingin merasakan, saya ingin cari pengalaman yg lain nggak bisa dapatkan. Konsekuensinya memang berat, pulang ke Lumajang mungkin hanya bisa setahun 2-4 kali. Beda dg mereka yg lebih dekat dg Lumajang. Tapi bukan menyalahkan juga sih, kembali lagi -- ini tentang pilihan.

Sebenarnya ini salah fokus. Tapi nggak apa apa lah, sharing aja. Semoga beruntung. :)




Wassalamualaikum wr wb

1 komentar: