Alhamdulillah. Ini adalah kesempatan dan tanggung jawab yang sangat jarang saya dapatkan. Bukan untuk dipermainkan tapi sandangan ini wajib dijaga.
Sejak TK saya tidak pernah menyangka kehidupan saya semasa SMA harus dihabiskan dengan kegiatan positif macam ini. Siapa yang akan menduga seorang lelaki bersekolah di desa mampu menjadi Duta Anti-Narkoba? Ya memang dalam pemilihan Duta Anti-Narkoba itu sendiri tidak ada seleksi yang signifikan. Sekolah hanya meminta perwakilan atau katakan lah siswa-siswi yang pantas untuk berpredikat 'Anti-Narkoba'.
Duta wisata yang berjumlah 50 siswa-siswi ini terdiri atas perwakilan kelas X dan kelas XI, anggota dari Pasukan Pengibar Bendera SMADA (Paskamada) dan Pengurus OSIS-MPK masa bakti 2011/2012.
Di sekitar 2 minggu yang lalu, Badan Narkotika Kabupaten (BNK) berkunjung ke sekolah. Kunjungan tersebut sekaligus meneliti seberapa banyak siswa-siswi yang mengidap kelaparan obat-obatan melalui Tes Urine. Caranya memang agak sedikit aneh, karena terus terang saja saya tidak biasa mengikuti ujian seperti ini.
Cara I, siswa-siswi dikumpulkan ke dalam suatu ruangan yaitu Ruang FISIKA A. Mengapa? Karena memang berdekatan dengan toilet. Di sini mereka akan mendapat penyuluhan dari pihak BNK akan akibat dan dampak buruk dari hidup tidak sehat dan terlibat Narkoba.
Cara II, 5 per 5 siswa-siswi dipanggil untuk menuju toilet. Di sana mereka akan menemukan sebuah meja panjang berhiaskan botol-botol urin siswa-siswi se-sekolah yang sedang diuji dengan suatu larutan pendeteksi Narkoba. Setiap siswa akan mendapatkan sebuah botol cantik berbentuk seperti tempat roll film kamera analog dan didekorasi dengan nama sang pemilik urin.
Cara III, siswa masuk ke dalam toilet setelah menulis daftar hadir. Di dalam toilet, siswa akan dihebohkan dengan bagaimana cara urin bisa masuk ke dalam botol yang jelas-jelas berukuran kecil. Apalagi ada beberapa rekan saya yang mendapatkan botol dengan lubang hanya se-diameter jari manis. Sangat tidak manis. Tapi syukurlah saya mendapat lubang yang besar walau memang masih bisa dikatakan kecil. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana dengan para siswi? Ha? Itu urusan mereka.
Cara IV, siswa dengan rasa malu menyerahkan urin mereka seraya berdo'a tidak ada kandungan yang aneh-aneh di dalamnya. Sebaliknya, dengan tega dan tidak pandang lubang botol, petugas dari BNK menerima botol urin kami.
Dari hasil yang didapat 2 minggu kemudian, siswa-siswi R-SMA-BI NEGERI 2 LUMAJANG dinyatakan bebas dari Narkoba atau negatif dari penyalahgunaan obat-obatan tersebut. Dan selanjutnya surat pemberitahuan pun diedarkan. Dengan isi kurang lebih seperti di bawah ini :
Telah melaksanakan Tes Urine dengan Alat Deteksi Ekstasi kepada :
Nama : Muhammad 'Ammar Faiz
Kelas : XI IPA 5
Dengan hasil Tes Urine dinyatakan "NEGATIF"
Dari semua itu bisa ditarik kesimpulan bahwa untuk menjadi salah satu dari Duta Anti-Narkoba terlebih dahulu harus dekat dengan pengurus sekolah, aktif dalam keorganisasian dan terbukti negatif dari uji kandungan urin.
Tak lama dari pengucapan janji di depan Bupati dan Wakil Bupati di salah satu segmen Tasyakuran sekolah, sebuah TV lokal mengabarkan bahwa "R-SMA-BI NEGERI 2 LUMAJANG terbukti bebas dari narkoba" sekali lagi kurang lebih seperti itu, karena yang memberitahukan kabar baik itu adalah kakak kelas saya.
Duduk di kursi :
As'at Malik (Wakil Bupati), Sjahrazad Masdar (Bupati) dan Mas Mono (Ayam Bakar Mas Mono's Owner)
Foto-foto di atas diambil langsung oleh Mr. Arif.
Foto-foto di atas adalah milik Isnani ..... kelas X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar